Kemampuan berfikir adalah anugerah luar biasa yang diterimakan kepada
ummat manusia. Dengan kemempuannya ini manusia mampu membangun
kesadaran tingkat tinggi hakekat keberadaannya, dapat menjalani
kehidupan dengan sebaik-baiknya, dan mampu menyelenggarakan peradaban
dengan tata nilainya. Dengan berfikir manusia dapat melakukan
pertimbangan untuk mencari kebenaran, melakukan berbagai aktivitas hidup
lainnya. Aktivitas berfikir merupakan serangkaian proses penalaran
memanfaaatkan berbagai macam pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan
kadang juga impresi dan intuisi yang dimilinya. Semakin memiliki
jangkauan ke depan, semakin luas dan semakin komprehensif (menyeluruh)
pertimbangan sebuah pikiran akan semakin memiliki makna, dan semakin
mendekati kebenaran.
Di sinilah keunikan proses berfikir seorang manusia, karena dasarnya
pengetahuaanya selalu menjadi pembatas tersebut selalu dapat diperluas
dan digeser. Demikian seterusnya sehingga selalu ada perbaikan hasil
berpikir. Kemampuan berfikir adalah anugerah luar biasa yang diterimakan
kepada ummat manusia. Dengan kemempuannya ini manusia mampu membangun
kesadaran tingkat tinggi hakekat keberadaannya, dapat menjalani
kehidupan dengan sebaik-baiknya, dan mampu menyelenggarakan peradaban
dengan tata nilainya. Dengan berfikir manusia dapat melakukan
pertimbangan utnuk mencari kebenaran, melakukan berbagai aktivitas hidup
lainnya. Aktivitas berfikir merupakan serangkaian proses penalaran
memanfaaatkan berbagai macam pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan
kadang juga impresi dan intuisi yang dimilinya. Semakin memiliki
jangjauann ke depan, semakin luas dan semakin komprehensif (menyeluruh)
pertimbangan sebuah pikiran akan semakin memiliki makna, dan semakin
mendekati kebenaran. Di sinilah keunikan proses berfikir seorang
manusia, karena dasarnya pengetahuaanya selalu menjadi pembatas tersebut
selalu dapat diperluas dan digeser. Demikian seterusnya sehingga selalu
ada perbaikan hasil berpikir.
Kita memiliki Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai sumber pengetahuan yang
benar yang harus dipahami melalui proses berpikir. Pengalaman dalam
mengatasi permasalahan hidup akan menambah pengetahuan dan perubahan
mental, sedangkan pengendalian terhadap perasaan dan nafsu berarti
meenghindari subyektivitas untuk memunculkan kejernihan proses berpikir.
Ketika seseorang berpikir dan pikiran itu tentang sebuah permaslahan
yang mengait erat dengan kepentingan dirinya, seringkali akan melibatkan
emosi dan bersifat streotype (pengetahuan yang diperoleh malaui kesan),
sehingga menghasilkan hasil yang kurang obyektif (bias). Pikiran
-pikiran seperti itu umumnya kurang bernilai universal, cenderung salah
dan kurang rahmatan lil alamin. Dipandang dari sudut ini, penyikapan
yang benar terhadap setiap masalah dan kesulitan hidup adalah penting.
Setiap masalah dan kesulitan hidup adalah anugerah yang pantas
disyukuri.
Kesadaran terhadap hakekak penciptaan alam semesta merupakan suatu
hasil dari proses berpikir yang berkualitas. Kerendahan hati dan
kesadaran terhadap keserba-terbatasaan diri memiliki kontribusi nyata
terhadap kejernihan berpikir, sebaliknya kesombongan akan menuntun
kepada pada kesalahan berpikir karena akan sangat menonjolkan
subyektivitas. Untuk itulah kita harus selalu memohon perlindunganNya
agar dapat memiliki kekuatan mental dan kemampuan mengendalikan diri
serta memohon agar selalu diberi petunjuk untuk memperoleh jalan yang
lurus yaitu jalan yang menghasilkan anugrah kenikmatan dan bukan jalan
bagi mereka yanag dimurkai dan disesatkan. Allah hanya memberikan
hidayah bagi yang dikehendakiNya, namun berpikir untuk mencari kebenaran
adalah tugas manusia. Kebenaran akan menuntun kepada keselamatan.
Marilah kita menggapai ridho dan hidayah Allah SWT dengan membangun
kemampuan berpikir yang berkualitas yang merupakan anugerah utama kita
sebagai manusia ciptaan Allah yang paling mulia. Semoga kita dapat
selamat dan dapat mengakhiri hidup dengan khusnul khotimah, amin.
( Prof. H. Sutiman B.S )