Membuka layar handphone,
berharap ada sahut sapa dari seorang kekasih yang sedang dirinduinya. Namun
terlihat sepi ketika harapan kosong itu muncul di hadapan Sofi. Tak satu pun
pesan atau telefon dari Awang. Hanya terlihat wallpaper bergambarkan dua hati
yang saling berpaut.
Akhir-akhir ini Sofi merasa dihimpit oleh sebuah kenyataan
pedih. Hubunganna dengan Awang yang hampir 11 bulan terjalin berasa di ujung
tanduk. Bukan karena pihak ketiga ataupun masalah yang bertubi-tubi muncul.
Hanya karena waktu, jarang untuk bertemu jarang untuk bersama.
Rindunya begitu memuncak tapi dia hanya bisa memandang dengan
angan kosong yang tak berarti. Rindunya tak lagi berharga ketika dia harus
menerima tamparan keras dari seorang Awang kekasihnya. Tak ada lagi
kata-kata romantis yang dulu biasa Awang
ungkapkan pada Sofi.
Lamunan Sofi dikagetkan oleh
getar handphonenya. Dengan cepat ia segera membuka pesan itu.
--Sofi
Pesan masuk dari Azil, wajah Sofi seketika berubah
yang sebelumnya lebam karena menangis, sekarang sedikit bisa tersenyum. Rona
bahagia itu tergambar jelas, setidaknya sms Azil membuatnya sedikit ceria tak terpuruk
lagi karena gundah gulananya memikirkan Awang.
o0o
Malam ini mereka berdua membuat janji, Sofi minta tolong Azil
buat membantunya mengenrjakan tugas kampus.
--Azil aku lagi bosen, gimana kalau refreshing dulu, maen-maen
gitu?
Pesan itu terkirim cepat ke
handphone Azil. Azil hanya memberi anggukan kencil yang menandakan dia setuju dengan
keinginan Sofi.
>> Malam Untuk Bintang #2
>> Malam Untuk Bintang #2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar