Social Icons

Senin, 17 Desember 2012

Salah Paham 1



-- Sofi kamu hari ini pulang?
-- Sofi naik apa?
-- sofi hati-hati di jalan ya

Pesan Azil mengagetkannya saat memandang pedagang asongan di tempat itu. Hari ini Sofi pulang ke rumah orang tuanya, setelah tiga minggu tak sempat berkunjung untuk melepas rindu. Dengan sedikit malas Sofi membalas pesan singkat  dari Azil, yang dia tunggu-tunggu dari kemarin. Nada balasannya pun terkesan cuek, dan perbincangan mereka via pesan singkat itu hanya terjadi dalam hitungan menit.

Sebenarnya aku rindu, tapi aku tak mampu berucap
Sebenarnya aku ingin memeluk senyummu, tapi aku tak sempat
Yasudah, aku ikut alurmu saja. Kalau kamu diam aku juga diam

o0o

Satu hari, dua hari, tiga hari tak ada satupun kabar dari Azil. Tak ada sapaan itu lagi tak ada senyuman Sofi tentang Azil. Sofi juga tak berusaha menghubungi Azil di kala itu.

Cintamu sebenarnya hanya angin
Yang berhembus sebentar dan lenyap
Bersama dengan udara dan melayang hilang
Ketika cintamu hanya seperti api
Kamu terus menyala
Tapi lupa bagaimana memadamkannya
Seketika menggebu-gebu
Tapi setelah itu membakar dengan sangarnya
Dan harus meninggalkan debu
Tapi mereka dengan mudahnya terbang
Tak mungkin jika harus seringan itu

Aku rindu Azil.. rindu semuanya tentangmu... tapi aku tak kuasa mengawali untuk menyapamu Zil.. aku menunggumu saat itu...

o0o

Langkah itu begitu berat untuk Sofi tapaki ketika mulai memasuki asrama. Selama tiga hari dia harus mengistirahatnkan fikirannya dari kehidupan kampus. Cukup baginya mengindahkan dari beban tugas-tugas menumpuk dari dosen. Ransel dan satu buat tas tenteng ia bawa dengan gaya sempoyongan menuju kamar pribadinya. Sapaan demi sapaan Sofi trima dari penghuni yang lain, sambil membuka pintu kamar Sofi meletakkan barang-barangnya disamping meja kecil itu. Perlahan kamar itu terbuka, mencoba merebahkan dengan nada lemas sambil memeluk guling kesayangannya.
Sore itu, ramai asrama sudah mulai terdengar. Sofi terbangun dari tidur karena kelelahan. Merapikan rambut dan lagi, mencoba melirik layar hp. Berharap ada Azil dan Azil, namun kekecewaan itu melandanya kembali. Azil begitu jauh sekarang, tak lagi mampu membuat Sofi tertawa seperti hari kemaren.

o0o

Berkutik dengan tugas lagi, aktifitas Sofi malam itu. Yang kemudian harus dibuyarkan oleh kelip-kelip cahaya yang keluar dari layar handphonennya. Dengan cepat Sofi mengambilnya, membuka dan ya, pesan dari seorang Azil yang selama ini menghilang.

-- I've dreamed of you last night

Glek.., Sofi terbungkam. Tak ada senyuman sedikit pun yang ia ciptakan. Hanya bisa memandang layar tanpa kedipan. Bingung, mungkin iya. Apa maksudnya Azil tiba-tiba sms seperti ini. Ketidakpahamannya membuatnya menuis balasan pada Azil.

-- Maksudnya apa Zil?

Setelah mengirim pesan itu, raut muka Sofi masih terlihat seperti orang linglung tanpa alasan yang jelas. Pandangannya masih tertuju pada pesan Azil tadi. Tak menunggu waktuyang lama, tanda bahwa ada pesan masuk itu berbunyi lagi.

-- Aku memimpikanmu

Sofi hanya terperanga melihat balasan dari Azil. Jantungnya berasa mau copot, getarannya membabi buta. Terlalu banyak ekspresi yang dia ingin ungkapkan waktu itu. Sofi memang merasa senang karena Azil yang diharapkannya datang untuk menyapanya kembali, tapi dilain pihak dia harus merasakan kesepian yang ternyata berhasil membuatnya sakit waktu itu. Bermacam fikiram-fikiran yang tak layak muncul dengan sengaja, alhasil malam itu hanya sikap acuh Sofi terhadap Azil muncul. Bahkan saling membalas pesan-pesan pendek itu pun hanya terjadi dalam selang waktu yang sebentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
 
Blogger Templates