Aku mencoba berlari
lebih cepat dikala orang-orang sedang santainya berjalan. Aku mencobaberhenti
sejenak untuk menghela nafas, dan ku kayuh lagi nurani semangatku tuk melangkah
kembali. Bersama asa yang aku genggam erat, kan aku toreh jutaan mimpi yang
ingin aku capai. Berlalu kenangan dan berlalu pula beribu alasan, kenapa aku
tak ingin berhenti untuk meraihnya.Sampai saatnya nanti aku tak akan membiarkan
kakiku ini mati kaku tanpa harapan yang sempat aku gapai. Siang dan malampun
akan menjadi saksi, bahwa aku tak hanya bersandiwara dalam gerilya ini. Aku tak
akan meragu akan semua rintangan yang bajal aku hadapi.
Gebrakan pintu itu terdengar
cukup keras, cepat-cepat dia menutupnya kembali dan tersungkur lemah. Celotehan
yang biasanya terdengar itu telah hilang beberapa saat dari mulut Sofi. Sofi
sekarang sedang tak ingin menjadi tokoh penggembira, dia sedang menjalani
skenario tentang kesedihan.
Tok..tok...terdengar ketukan pintu dari Nuri. Sambil mengusap air matanya,
Sofi perlahan membukanya. Terlihat raut muka Nuri yang begitu khawatir melihat
kondisi teman dekatnya itu.
“Kamu kenapa Sof, Azil
lagi?”, Nuri mencoba mendekati Sofi yang kala itu kembali diperaduannya.
Sambil, melihat Nuri Sofi hanya terdiam. Membaca alur cerita yang telah ia baca
sebelumnya.
“Iya, soal Azil....”.Sofi
akhirnya mengeluarkan jawaban itu, dengan pipi yang kembali basah.
“Kenapa lagi dia, bukanya
kemaren baru ketemu?”, tanya Nuri semakin cemas.
“Aku bingung, gimana
nanggepin Azil. Dia terlalu misterius ri, Aku sulit ngebaca bahasanya. Dia
cuek, dia berasa hilang gitu aja. Udah lebih dari dua pekan Azil gak
nghubungin, bahkan kalaupun sempat bicara dia tanggapannya pasti dingin”.
Gerutu Sofi, yang memuat aor matanya semakin deras.
Nuri mencoba menenangkan
Sofi, dengan mengelur pundaknya. Sambil memperhatikan Sofi yang terus menangis
Nuri mencoba membuatnya tenang.
“Masa, dia sekarang malah
hubungan sama cewek Ri, sakit hati rasanya. Kalau kaya gini caranya kenapa dulu
dia harus ngungkapain perasaannya, disaat aku sekarang bisa nerima dia malah
dia ngilang gini. Udah terlalu dalam Ri, fikiranku buat mikirin dia, buat
ngebaca tingkah laku dia.”, lanjut Sofi yang terus mengeluarkan butir-butir air
matanya.
“Udah sabar. Sekarang gini,
mending kamu ngomong baik-baik sama dia. Tanya apa maksudnya selama ini, siapa
tau kalian Cuma salah paham. Ya kan?”, Masukkan Nuri meyakinkan Sofi.
Tanpa pikir panjang,
Handphone itu diraihnya. Membuka layar kosong untuk menuliskan sebuah pesan
pendek.
Azil : #Azil...kamu lagi
sibuk gak,aku pengen tanya sesuatu sama kamu.
Sofi : #Azil kayaknya kita
salah paham
Azil : #Iya aku juga gitu Fi,
Menurutmu salah pahamnya dimana. Mungkin kita beda
Sofi menjelaskan panjang lebar,
mulai dari malam waktu Azil minta bantuannya buat mbungkus kado itu, sampai
Azil menjauh dua pekan lebih darinya.
Azil : #Fi, aku juga ngerasa
gitu. Aku pikir waktu kamu bahasanya cuek, kamu emang bener-bener pengen
ngejauh dariku. Yasudah aku pikir kamu memang butuh waktu sendiri, dan gak mau
aku ganggu.
Suasana waktu itu awalnya
begitu menegangkan dimana Sofi yang sibuk memutar otaknya untuk menuliskan
bahasa yang pas, dan Nuri yang memberi ide buat Sofi gimana kata-kata yang
sesuai buat jelasin ke Azil apa yang terjadi. Tiba-tiba Sofi terlihat
senyum-senyum sendiri, sambil mengangkat handphone ditunjukkan kepada Nuri,
Azil : #Fi jujur aku emang
suka kamu
Senyum itu merekah lagi dari
bibir Sofi, ternyata kesalahpahaman mereka dimulai dari ego mereka yang tak
ingin mengalah satu sama lain. Padahal dibenak Azil terlihat kalau rindu itu
sebenarnya juga ada. Dinding ruangan itu seakan bergemuruh, memeluk dekapan
hangat yang empunya.Ya itulah Sofi, yang sekarang merasa dikembalikan kepada
dunianya yang hilang. Setidaknya dia masih beharap kalau Azil memang masih
menyimpan namanya.
Mengembalikan
senyumku, menyambut duniamu. Untuk raga yang sempat terpental. Iringan tangis
itu pun lanjut terhenti. Aku bahagia, menemukanmu walau usang. Aku senang
ketika mengembalikanmu dalam tenang.
Kesalahpahaman itu
ternyata satu bukti Tuhan, untuk aku rasakan tentang makna kehilangan. Aku
mencoba berbahasa, merangkai artian kata. Tanpa kejadian itu mungkin aku tak
pernah tau bagaimana hadirmu yang sebenarnya. Biarkan cinta ini mengalir dengan
lembut. Bersamamu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar