Pagi itu sambutan ramah
mentari mengawali hari Sofi. Langitnya indah, udara yang segar dan sapaan
hangat penghuni asrama. Mengawali gerakan bak tulip ungu sedang bermekaran,
sofi tertuju pada sebuah tatanan kamar mandi dipojok asrama. Hari ini Sofi
dipaksakan masuk kuliah pagi, karena ada tugas yang harus diselesaikan.
Setelah bersolek ria di
cermin itu, Sofi memperhatikan layar handphone yang sejak tadi pagi belum juga
berkelip menyala tanda bahwa ada pesan masuk. Tak biasanya sapaan itu hilang
menyambut pagi Sofi, siapa lagi kalau bukan Azil. Senyuman itu hanya tersirat
sebentar dari bibir Sofi, mengambil handphone dan memasukkannya ke dalam tas.
Beranjak pergi, meninggalkan kamar untuk sementara sepi.
o0o
Pulang kuliah, sketsa raut
wajah Sofi tak kembali berubah. Padahal hari itu matahari bersinar hangat,
tanpa sengatan panas membakar. Duduk manis, di samping kasur yang tak begitu
empuk lagi. sofi terus memandang handphonenya, berharap ada pesan singkat
walaupun hanya sapaan sederhana dari Azil.
Aku sedang meratapi
kesendirian yang tak bermakna
Aku butuh tiupan
nafas yang bisa membangkitkanku
Aku tak sanggup
ketika aku harus pincang menjalani hidup ini
Tanpa seorang
pecinta yang memberi kasih
Berjalan dengan arah
yang tak jelas,,
Melamun dengan
bayangan yang kabur
Dan berteman dengan
diam tanpa kata-kata
Waktu sekarang...
dan entah sampai kapan
Jiwaku tetap akan
melayang tanpa pegangan
Cinta kasih dan
sayang yang aku takutkan
Membawaku tuk
terjatuh kesekian kalinya
Ku ingin bebaskan
jiwa ini,,
Melambung tanpa daya
seperti burung camar
yang bisa hempaskan sayapnya
yang bisa hempaskan sayapnya
Melambung jauh tanpa
beban dengan indahnya
Sadarkah bila detik
ini pun aku bisa merasakan
bahwa sebenarnya aku tak sendiri
bahwa sebenarnya aku tak sendiri
Banyak simphony yang
sedang menggandengku erat disana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar