Tugas SPK in english membuat saya tau siapakah Dow Chemical itu.
Di manakah ruang kelas terbesar di jagat ini? Ternyata, bukan di
universitas ternama macam Harvard, Oxford, Cambridge ataupun MIT,
melainkan justru pada salah satu pelaku bisnis bahan dasar industri
(khususnya kimia dan plastik), yakni Dow Chemical.
Anda boleh saja skeptis, tapi fakta tersebut tak dapat disangkal.
Lewat fasilitas pelatihannya itu, perusahaan beromset tahunan sekitar
US$ 28 miliar ini sudah melaksanakan lebih dari 1 juta jam pelatihan
reguler yang dibutuhkan oleh sekitar 60 ribu pengguna (baik karyawan
maupun pihak kontraktor) dari seluruh dunia. Ketika diluncurkan pada
Januari 1999, hanya 15 tema kursus yang ditawarkan. Hingga akhir tahun
pertamanya fasilitas pelatihan ini telah menyediakan 98 judul
kursus/pelatihan, dan menyelesaikan 24.492 kursus (course completion).
Kapasitasnya terus meningkat, selama tahun 2000 menyediakan 462
tema/jenis kursus, menyelenggarakan 208.464 kursus, dan tahun 2001
menawarkan sekitar 500 jenis kursus, dengan menyelenggarakan 370 ribu
kursus.
Tema kursus amat beragam — akuntansi biaya, etika bisnis, hingga
bagaimana menangani bahan kimia dan bahan berbahaya lainnya. Bahasa
pengantar kursus pun meliputi: bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Belanda,
Spanyol, Italia, Portugis, hingga beberapa materi tersedia dalam
bahasa Cina, Jepang, Thailand dan Indonesia.
Bagaimana mungkin Dow (beralamat website www.dow.com)
yang memiliki bisnis inti bahan kimia, plastik dan sarana pertanian ini
mampu melakukannya? Pasalnya, organisasi global mana pun akan merasa
berat dan kemahalan untuk melaksanakannya. Memang, kelas yang dimaksud
bukanlah ruang kelas konvensional. Dow bisa melakukannya dengan
meluncurkan sistem pelatihan berbasis Web bernama Learn@dow.now.
Pendorong utama Dow menyediakan sistem pembelajaran online
adalah perubahan kultural yang cukup signifikan di tubuh perusahaan
raksasa bahan kimia ini. Pada 1995, kalangan eksekutif Dow
menginginkan perusahaan yang lebih berkarakter sebagai perusahaan
global. Artinya, perusahaan harus diorganisasi sedemikian rupa,
sehingga proses bisnis yang diterapkan di kantor/cabang Dow di Kairo
(Mesir), misalnya, sama dengan yang terjadi di Horgen (Swiss) ataupun
kantor pusat di Midland (Michigan, AS).
Karena itu, proses pengelolaan SDM seperti pelatihan pun harus ikut
diubah. Dow — perusahaan yang melayani pelanggan dari 170 lebih negara
– menganggap langkah ini termasuk perubahan cukup besar, dan perlu
memanfaatkan TI dalam transformasinya. Untuk mendukungnya sebagai
entitas global, David E. Keppler, CIO Dow, memutuskan menginstal sistem
manajemen SDM (HR management system) PeopleSoft 7 pada 1996.
Tahun berikutnya, tim TI Dow bergabung dengan tim SDM Dow mengembangkan
sistem manajemen SDM berbasis intranet yang disebut People Success
Finder (PSF). Sistem ini menawarkan para karyawan Dow akses mengenai
informasi karier, sumber daya pelatihan, angka-angka kompensasi, dan
peluang kerja/jabatan. Selanjutnya, pada Januari 1999, tercakup dalam
PSF, Dow meluncurkan Learn@dow.now untuk bisa menyediakan layanan pelatihan online yang terstandardisasi. Untuk aplikasinya, Dow menggunakan aplikasi e-Learning suite bernama TopClass dari WBT Systems (beralamat Internet www.wbtsystems.com).
Toh, fasilitas Learn@dow.now ini tidak serta-merta sukses. Maka, setelah Tim Global Training meluncurkannya, para karyawan diinstruksikan untuk mengambil kursus — via sistem belajar online ini juga – bagaimana menggunakan sistem online ini. ?Kami salah, sempat berpikir bahwa sistem ini mudah digunakan,? ujar Lyn Hamilton, Ketua Tim Global Learning Dow yang berbasis di Dalton, Georgia. Bukan itu saja, Dow juga menyelenggarakan demonstrasi Learn@dow.now di kelas, dan menerbitkan manual praktis untuk karyawan.
Tahun 2000, Dow memecat 61 karyawannya dan menerapkan disiplin yang
sedikit lebih ketat. Bill Stavropoulos, CEO Dow ketika itu, lantas
memerintahkan 40 ribu karyawan Dow di 70 negara mengikuti 6 jam
pelatihan mengenai respek dan tanggung jawab di tempat kerja. Dalam
periode Oktober 2000- Februari 2001, 40 ribu lebih pegawai Dow yang
berhasil menyelesaikan kursus dua jam pengantar dan empat jam kuliah di
kelas menggunakan bahasa asli mereka.
Hasilnya, selain Dow bisa menjawab kebutuhan organisasi meningkatkan
tanggung jawab, pengetahuan dan keterampilan karyawan, efek sampingnya
Dow juga memperoleh manfaat berupa penghematan biaya pelatihan
karyawan. Diperhitungkan selama proses dalam periode tersebut, Dow
berhasil menghemat biaya hingga US$ 2,7 juta — berasal dari penghematan
senilai US$ 1 juta dari penyediaan handout kursus, US$ 1,2
juta dari penghematan gaji (berkat waktu pelatihan yang jauh lebih
pendek), US$ 300 ribu dari penyediaan fasilitas ruang kelas dan tenaga
pelatih, serta US$ 162 ribu dari pencatatan kelas yang biasanya
dilakukan secara manual. ?Yang kami temukan dalam banyak kasus, ini
jauh lebih efektif dan murah,? kata Larry Washington, VP Dow bidang
kesehatan-keselamatan, SDM dan public affairs yang telah bekerja 32 tahun di perusahaan ini.
Masih ada benefit lain yang dipetik Dow. Sistem belajar online
ini ternyata juga membantu proses merger dan akuisisi, karena
mempercepat proses asimilasi karyawan baru. Karyawan pabrik yang akan
bergabung dengan Dow memang diwajibkan menyelesaikan kursus disiplin
operasional yang meliputi tiga bagian. Sebanyak 11 ribu orang telah
menyelesaikan kursus yang dimaksud, dan umumnya berhasil menyelesaikan
30% lebih cepat dibanding waktu yang dibutuhkan dalam kelas
konvensional. Dari proses ini diperkirakan Dow berhasil menghemat biaya
US$ 2 juta.
Khusus mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3), hingga awal
2002, sebanyak 27 ribu karyawan telah menyelesaikan kursus. Penghematan
biaya yang dicapai sekitar US$ 6 juta. Hasil lainnya, angka kecelakaan
kerja pun bisa diturunkan, kendati pertumbuhan karyawan Dow mencapai
25%.
Hingga awal 2002, Dow telah mengeluarkan dana US$ 1,3 juta untuk mengembangkan e-learning. Hasilnya luar biasa. Setahun pertama operasionalnya, manfaat total yang berhasil dipetik berkat Learn@dow.now ini diperkirakan mencapai US$ 30 juta. Angka ini berasal dari penghematan senilai US$ 845 ribu dari record-keeping, US$ 3,1 juta dari delivery cost pelatihan, US$ 5,2 juta dari material kelas, dan US$ 20,8 juta dari biaya gaji (lantaran pelatihan online ini 40%-60% waktu lebih sedikit dibanding kelas konvensional).
Tak heranlah, kemudian e-learning Dow diganjar penghargaan EnterpriseValue Award
dari sebuah media ternama. ?Yang membuat mereka menang adalah skala
sistemnya,? ujar John Glaser, CIO Partners HealthCare System di Boston,
salah seorang jurinya. ?Jumlah kelas yang ditawarkan dan jumlah orang
yang telah dilatihnya luar biasa. Ini menunjukkan fokus dan komitmen
Dow untuk membangun angkatan kerja global,? lanjutnya.
Sekarang, Learn@dow.now bisa dibilang salah satu e-learning
mapan yang menawarkan ratusan tema kursus/pelatihan dalam berbagai
bahasa pengantar. Sistemnya pun tergolong matang. Misalnya, sebagian
besar kelas/kursus yang dibukanya, mengadakan post-test guna
menentukan sudahkah peserta pelatihan menguasai materi yang diberikan
guna memperoleh sertifikasi. Sistem ini pun terhubung dengna sistem
yang lebih besar, yakni sistem pengelolaan SDM (disebut HRMS). Tatkala
seorang karyawan telah menyelesaikan sebuah kursus, catatan kelulusan
secara otomatis terkirim ke file pelatihan permanen di HRMS berbasis PeopleSoft 7. ?Ini memang hal penting guna melihat sudahkah sistem e-learning yang dijalankan sesuai dengan misi global perusahaan,? komentar Katherine Jones, Direktur Pengelola Grup Aberdeen.
Para karyawan pun tampaknya senang dengan fleksibilitas dan
kenyamanan yang ditawarkan. ?Saya tidak mesti menghabiskan waktu
sepanjang siang di ruang kelas,? ujar Kellie Rogge, staf di bidang
komunikasi bisnis, yang baru bergabung dua tahun dengan Dow dan telah
menyelesaikan beberapa kursus, termasuk kursus populer Six Sigma.
Kalau pun ada kekurangan, yakni susahnya membangun konsentrasi di
lingkungan kerja. ?Terkadang memang sulit konsentrasi di bilik Anda,
sementara di sekitar Anda terjadi berbagai aktivitas,? ujar Heather
Dudley, yang berkarier di unit Global Purchasing Marine pada Maret 2001,
telah mengambil kursus software seperti Microsoft Excel dan PowerPoint.
Mungkin karena alasan itu pula, Dow juga menyediakan fungsi course originator. Mereka inilah yang memberi penilaian efektif-tidaknya suatu jenis kursus untuk diselenggarakan secara online. Saat ini, misalnya, kursus penggunaan software
dirancang 100% via Internet, sedangkan kursus kepemimpinan dinilai
lebih bermanfaat jika ada pengalaman belajar di ruang kelas (meskipun
menggunakan fasilitas online). Selain itu, Dow juga menawarkan tes pra
dan pasca assessment jenis kursus seperti mengemudi aman, tata
cara pembelian, kinerja berbasis perilaku, orientasi karyawan baru, dan
sebagainya. ?Kami menggunakan teknologi terbaik untuk mendesain dan
menyediakan informasi penting bagi orang-orang kami di seluruh dunia,?
ujar David Wilkin, salah seorang direktur Dow.
Aplikasi TopClass menyediakan kami perangkat yang mempermudah menciptakan, mengembangkan dan mengelola program e-learning
kami yang kompleks, dan untuk jumlah pengguna yang besar,? ujar Jon
Walker, HR IT Global Leader Dow. Keterbukaan aplikasi ini, menurut
Walker, juga memudahkan Dow mengintegrasikannya dengan infrastruktur
yang sudah ada seperti sistem HRMS berbasis PeopleSoft versi 7. ?Kami
juga jadi bisa fleksibel: membeli konten pelatihan yang sudah ada di
pasar, membangun secara in-house, atau memesan konten yang
spesifik untuk Dow dari pihak ketiga,? ungkapnya. ?Inilah satu-satunya
cara kami melatih sekian banyak orang dalam waktu singkat. Ruang kelas
biasa bukan lagi pilihan,? katanya dengan mantap.
Ref : http://swa.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar