Social Icons

Kamis, 28 Maret 2013

Sebuah Nasehat untuk Pilihan dan Pilihan

          Terik matahari mulai meyapu dunia, sinarnya merambat melalui celah-celah kecil dinding yang terbuat dari bambu yang sudah rapuh. Cahaya hangat menyentuh dengan lembutnya kulit Tina yang lemut. Sepeda dikayuhnya dengan semangat mengantarkan dia pergi ke kampus biru.
            Sebut saja Tina seorang gadis yang sudah beranjak dewasa, dia adalah anak dari pasangan Ibu Nita dan bapak Doni. Hidup berkecukupan membuat Nita harus bersihkeras untuk membatu orangtuanya mendapatkan uang tambaha. Setiap pagi ia harus meluncur ke kampus untuk mengantar kue ke kantin, walaupun terpaksa dia harus datang pagi-pagi padahal jam kuliahnya siang.
          
 Waktu itu, setelah Tina mengantarkan kue ka kantin, ia berhenti sejenak melihat bapak kebun yang sedang sibuk menyapu. Ia pun mendekati bapak tua itu dan menyapanya dengan lembut
            “Selamat pagi Bapak”, sapa Tina.
Bapaknya pun langsung melihat ke arah tina, dan memberi balasan senyum  untuk gadis penjual kue itu.
“Eh neng Tina, pagi-pagi begini sudajh berangkat, ngantar kue ya neng?”, tanya bapak.
“Oh iya bapak, nanti kuliah jam 11”, jawab Tina dengan renyahnya.
Tak lama kemudian Tina duduk di teras aula tepat di sebelah bapak itu melakukan pekerjaannya. Suasana kampus masih terasa sepi, belum banyak mahasiswa yang hilir mudik untuk masuk ke kelasnya. Tiba-tiba bapak itu mendekati Tina yang sedang membuka-buka buku hariannya.
“Neng, boleh bapak duduk sini”, tanya bapak pada Tina.
“Oh silahkan bapak, dengan senang hati”, jawab Tina dengan ramahnya.
 “Tina, bagaimana kuliahmu lancar?”, awalnya bapak itu melontarkan pertanyaan tersebut.
“sampai sekarang ini masih diberi kelancaran bapak ya mohon do’a restunya saja dari bapak”, jawab Tina dengan senyum hangat.
Namun keadaan menjadi sunyi ketika wajah Tina menjadi sedih, seketika itu bapak tua menanyai Tina dengan nada yang khawatir.
“kamu kenapa Tina kok kelihatannya ada masalah”, tanya bapak tua.
Dengan segera Tina menyembunyikan wajah pasinya itu dengan senyum dari bibir mungilmya. “Oh tidak bapak, tidak ada apa-apa kok, hanya sedikit fikiran yang mengganjal saja”.
“kalau tidak keberatan cerita saja sama bapak, siapa tau bapak bisabantu kamu” jawab bapak dengan serius.
“mmm...bapak kenapa tuhan tak pernah memberikan apa yang saya minta”, tanya tina dengan wajah serius.

 
Bapak itu pun mengerutkan dahinya dan agak tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh tina.
“maksud kamu gimana? Bisa lebih diperjelas?”, tanya bapak pada Tina.
“Begini bapak, ketika saya ingin itu tapi Tuhan memberi ini, ketika saya ingin ini tapi Tuhan memberi itu, katanya Tuhan Maha Pengabul Do’a, saya sudah rajin berdo’a pada Tuhan, tapi kenyataannya Tuhan tak pernah memberikan aa yang saya minta”, sahut Tina dengan wajah menyesal.
Bapak itu hanya bisa tersenyum mendengarkan celotehan Tina.
“Tina, bukan begitu. Bukannya Tuhan tidak adil ataupun Tuhan tak mendengar Do’a kita. Tapi yakinlah apa yang diberi oleh-Nya pada kita itu yang terbaik. Tuhan tau mana yang baik untuk kita dan mana yang tidak baik untuk kita” jawab Bapak tua itu dengan sabar,
“Tapi kenapa Tuhan seperti itu tak pernah memberikan apa yang saya minta” sahut Tina dengan nada ngeyel.
“Ya seperti apa yang bapak utarakan tadi, Tuhan memberika yang terbaik utuk kita, mempunyai rencana yang lebih baik dan kita sebagai manusia hanya bisa berencana ini dan itu tapi akhirya Tuhanlah yang paling berkuasa Dia yang Maha Menentukan”, jawab bapak.
Tina pun sejenak diam, menelaah apa yang dikatakan oleh bapak tadi.
“Bapak tau Tina, mungkin kamu sulit untuk menerima apa yang dikatakan oleh bapak tadi tapi itulah kenyatannya kita boleh memilih pilihan ini itu tapi tetap satu pilihan Tuahn untuk kita dan itu yang terbaik” sahut bapak tua.
“Bapak pernah mempunyai cerita seperti kamu, dulu waktu anak bapak duduk dibangku SMA, dia bingung mau melanjutkan dimana. Dia sangat antusias untuk masuk ke Universitas Jaya tapi bapak tau Universitas itu sangat mahal, tapi bapak sebagai orangtua hanya bisa mendukung dan berdo’a untuk anak bapak, waktu itu anak bapak mengikuti program beasiswa namun gagal. Kemudian mengikuti program test namun gagal juga, padahal anak bapak termasuk berprestasi de SMA nya dulu. Anak bapak sempat frustasi dengan kegagalan itu. Tapi bapak berusaha menghibur dia. Ya dengan memberikan nasehat seperti kamu tadi, fikirannya sangat mirip denganmu Tina. Kemudian dia kuliah di salah satu universitas Swasta”. Jelas bapak.
“Trus sekarang anak bapak dimana? Sudah kerja?” tanya Tina dengan wajah penasaran.
“Alhamdulillah, sekarang anak bapak sudah bekerja di salah satu perusahaan dengan penghasilan lumayan, sekarang dia sukses di Jakarta.” Jawab bapak itu dengan senyum.
“Mungkin dengan cerita bapak tadi kamu jadi lebih paham dengan apa yang bapak maksud tadi” jawab bapak lagi.
Tina pun tak bisa berkata apa-apa lagi, mungkin dia sekarang sudah tau apa yang dimaksud bapak tadi. Tak alam kemudian dia beranjak dan meminta izin kepada bapak tua itu untuk pergi ke kelas. Ucapan terima kasihpun tak lupa ia lontarkan pada bapak tua itu.
“Bapak terima kasih banyak, atas semua nasehat bapak tadi.” Sahut Tina dengan senyum
Bapak itupun memebalas dengan senyuman Tina, dan ia pun melanjutkan pekerjaannya. Tina pun pergi meninggalkan bapak itu.
Di kelas Tina...
Sejenak Tina mencoba memikirkan apa yang telah didapatkan dari bapak tadi. Tak lupa laptop berwarna putih itu ia keluarkan dan memulai memikirkannya.



Mungkin memang benar ketika tuhan mencipkatan manusia pada hal ini dan itu pada saat ini dan itu karena itu memang yang terbaik. Ketika manusia dapat berencana ini sebaiknya begini dan ini sebaiknya begitu, tapi tetaplah kuasa Tuhan yang paling hebat dari segalanya. Sekarang aku jadi sadar ketika memang Tuhan memberikan hal yang terbaik untukku sekarang, memberikan orang-orang yang benar-benar menyayangiku, teman-teman yang selalu mendukungku dan hal-hal yang membuat aku damai ketika melebur di dalamnya. Dulu mungkin salah ketika aku sangat mengaharapkan pilihanku, dan aku sadar aku egois karena terlalu optimis tetapkan akhirnya Tuhan menentukan ini yang terbaik untukku. Mungkin ketika aku tidak dalam kondisi sekarang aku tidak akan seperti ini. Aku sekarang percaya, tuhan selalu mempunyai rencana yang indah untuk hamba-hambanya, rencana yang paling baik dan memang yang terbaik . Jadi ketika harapan kita belum dikabulkan misalnya saat kita minta A tapi ternyata kita dapat B mungkin memang tuhan memberikan B adalah yang paling pantas dan mungkin ketika kita mendapatkan A ada sesuatu hal yang membuat kita tidak baik. Inilah ceritaku, nasehat dari bapak tua di kampus biru. Dan takkan pernah berkecil hati lagi, karena ada rahasia di balik rahasia ”. 

1 komentar:

 
 
Blogger Templates